Pendidikan tidak hanya terbatas pada tujuan pragmatis untuk mencapai berbagai profesi yang diinginkan, tetapi juga secara substansial, bertujuan untuk membuat seseorang lebih berharga dalam hidupnya. Sementara itu, agama yang dianggap sebagai sistem nilai yang besar dan mutlak disampaikan terutama dengan cara yang berbeda dari nilai itu sendiri.
Jadi, itu akan menjadi benih-benih radikalisme dalam interaksi masyarakat. Tulisan ini merupakan hasil studi pengembangan konseptual yang bertujuan untuk mengungkap akar radikalisme dengan menggambarkan anak-anak penyalahgunaan fakta dalam proses pendidikan agama di Indonesia, baik dalam keluarga atau sekolah. Studi ini menjelaskan rincian ber-bagai aspek penyebab praktik kekerasan dan dianalisis dalam perspektif psikologi agama, sosial dan manajemen pendidikan.
Dipublikasikan di Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 9, No 2 (2015). Untuk membaca lebih lanjut atau mendownladnya, silahkan kilik di RESEARCHGATE.
Salam,Dr. Muhammad Thohir, S.Ag. M.Pd.
Subhanallah
BalasHapusbarakallohu fiik
Hapus